Perayaan "Hari Batik Nasional" Bagi PNS Di Banyuwangi
Perayaan "Hari Batik Nasional" Bagi PNS Di Banyuwangi
DetikLiputan - Saat perayaan Hari Batik Nasional, seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi, Jawa Timur, wajib menggunakan pakaian batik. Sebelumnya, Pemkab Banyuwangi memang menginstruksikan kepada semua jajarannya mengenakan batik pada Hari Batik Nasional.
Bila biasanya setiap Senin pegawai Pemkab Banyuwangi mengenakan seragam warna khaki, namun khusus pada Senin (2/11/2017) pagi, mereka mengenakan batik. Tak terkecuali Bupati Abdullah Azwar Anas, turut mengenakan pakaian batik khas Banyuwangi saat apel pagi di halaman Gedung Pemkab Banyuwangi.
Para PNS tersebut memakai beragam batik dengan motif khas Banyuwangi. Mulai gajah oling, kangkung setingkes, kopi pecah, paras gempal, dan lainnya.
"Saya sangat senang kalau kerja pakai seragam batik, praktis dan kebetulan punya persediaan banyak," ujar Merissa, salah seorang PNS.
Bahkan, bila menggunakan batik tulis terasa adem dan pas. "Apalagi motifnya yang soft begini," ia menambahkan.
Adapun Bupati Anas mengatakan, menyambut Hari Batik Nasional pihaknya memang menginstruksikan untuk mengenakan pakaian batik bagi PNS. Terlebih, batik adalah warisan budaya Indonesia.
"Bagi kami, batik juga menjadi identitas budaya. Dengan memakai batik. kami harap tumbuh kebanggaan kita terhadap tradisi luhung bangsa kita," tutur Bupati Anas.
Sebagai upaya mendorong dan melestarikan batik khususnya di daerah, Pemkab Banyuwangi telah mewajibkan kepada birokrasinya untuk memakai batik dua kali dalam seminggu.
Bentuk kepedulian lainnya, kata Anas, Banyuwangi konsisten menggelar berbagai ajang batik. Sejak lima tahun lalu, Banyuwangi memiliki ajang Banyuwangi Batik Festival (BBF). Sebuah ajang yang mempromosikan batik Banyuwangi agar dikenal masyarakat luas.
"BBF bukan sekadar ajang peragaan busana, namun ini upaya kami untuk mempertemukan perajin batik lokal dengan desainer nasional. Sehingga kreasi perajin batik kami lebih menarik," kata Anas.
Saat ini, lanjut Anas, usaha kecil dan menengah (UKM) batik di Banyuwangi, terus meningkat. Pada tahun 2012, baru ada sembilan perajin batik, kini berkembang menjadi 24 perajin. Motif batik pun terus berkembang, dari 24 motif klasik, kini berkembang menjadi 44 motif.
Hal ini, menurut Anas, menunjukkan perkembangan batik, baik dari sisi perajin maupun pemakai mengalami peningkatan. Ajang batik yang digelar Pemkab Banyuwangi pun memberikan dampak ekonomi yang terukur.
Untuk melesyarikan tradisi membatik ini, bahkan tiap tahun kami gelar lomba mencanting untuk kategori SD dan remaja," Anas memungkasi.




Post a Comment